Rabu, 13 Februari 2013


KEBUDAYAAN INDONESIA "BATIK"

KEBUDAYAAN INDONESIA "BATIK"


KEBUDAYAAN INDONESIA "BATIK"

Semua pastinya sudah kenal bukan yang namanya batik??
batik adalah salah satu pakain khas indonesia khususnya di pekalongan,jogja,solo dan daerah-daerah jawa lainnya.
batik sudah sangat populer diseluruh indonesia, bahkan sekarang pemerintah sudah menentukan hari batik yaitu hari jum'at.


Batik pada mulanya adalah kesenian melukis di atas kain pada zaman dahulu dan dikerjakan hanya terbatas untuk orang-orang tertentu. tapi lama kelamaan, batik menjadi populer dan banyak yang menggunakannya.

Menurut sebuah lagu yang di populerkan oleh slank, kota batik adalah pekalongan karena pasang surut perkembangan batik pekalongan, memperlihatkan pekalongan layak menjadi sorotan utama layak bagi perkembangan batik di NUSANTARA. Batik pekalongan adalah ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah walaupun perkembangan zaman sudah semakin melaju pesat dan dinamis. Kini batiksudah menjadi darah daging masyarakat pekalongan dan merupakan salah satu produksi unggulan di pekalongan. karena terkenal dengan produksi batiknya, pekalongan disebut sebagai KOTA BATIK.


tidak hanya di pekalongan, seperti di jogja, batik juga sangat populer dan jogja juga merupakan salah satu produsen batik terbesar di INDONESIA.
bahkan, rata-rata orang jogja menggunakan batik untuk pakaian sehari-hari.
banyak orang-orang berkunjung ke jogja dan membawa oleh-oleh untuk keluarganya batik.
di jogja bukan hanya pakaian yang bermotif batik, sekarang sudah banyak barang-barang lain yang menggunakan motif batik seperti tas, sepatu dll.



Bahkan saking populernya batik, banyak negara-negara lain yang ingin mengakui batik adalah kebudayaan mereka. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara INDONESIA, jagalah terus kebudayaan kita dengan salah satu caranya memakai batik, walaupun sekolah - sekolah dan perusahaan dijakarta sekarang hanya hari-hari tertentu saja yang di wajibkan memakai batik.


Siapa sangka, kekaguman batik sekarang sudah meluas ke seluruh penjuru dunia, dan merupakan salah satu kesenian tradisional paling indah di INDONESIA.


Batik Indonesia

SEJARAH BATIK DAN BATIK IKAT CELUP
Batik
Kerajinan batik sudah lama dikenal di Indonesia, malahan sudah berakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kapan munculnya kerajinan batik inisamapai sekarang belum diketahui secara pasti. Namun beberapa penelitian yang dilakukan para ahli menyatakan perbedaan pendapat yang bertolak belakang. Menurut Prof. Dr.R.M Sutjipto Wirjosuparto menyatakan bahwa bangsa Indonesia sebelum bertemu dengan kebudayaan India, telah mengenal aturan untuk menyusun syair, mengenal membuat kain batik, mengenal industry logam, penanaman padi disawah dengan jalan pengairan dan suatu pemerintahan yang teratur,(dikutip oleh Ir. Sewan Susanto, 1980: 307). Pendapat ini menunjukan bahwa kerajinan batik adalah milik bangsa Indonesia, bukan datang dari India.

G.P. Rouffer sebagaimana yang telah dikutip oleh Sewan Susanto (1980: 307) menyatakan pula bahwa batik jawa adalah berasal dari luar, dibawa pertama oleh orang Kalingga dan Karomandel, keduanya bangsa India. Pada permulaannya mereka sebagai pedagang, kemudian sebagai imigran kalonisator sejak kurang lebih 400 AD, dan mulai berpengaruh dijawa. Kalau kita simak pendapat G.P Rouffer ini bahwa jelas kerajinan batik ini datang dari luar Indonesia, yakni dari Kalingga dan Karomandel di India. Jadi batik bukan milik bangsa Indonesia. Kenyataan menunjukan bahwa ragam nias batik yang terdapat di Indonesia dengan ragam hias batik di India tidak terdapat kesamaannya, hal ini membuktikan bahwa batik yang berkembang di Indonesi tidak datang dari India. Dengan demikian pendapat bahwa batik Indonesia berasal dari India, menjadi di ragukan (Sewan Susanto, 1980: 307).

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.

Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.

Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.

Jaman MajapahitBatik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.

Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.

Batik ikat celup
Sebutan ikat celup berasal dari kosakata bahasa Inggris tie-dye. Tie-dye merupakan salah satu bentuk seni tekstil warisan kaum Hippies atau Flower Generation yang berkembang pada akhir 1960-an dan awal 1970-an di Amerika. Coraknya yang penuh warna seolah mewakili semangat kebebasan yang dilambangkan melalui gaya berbusana, gaya hidup, seks bebas, rock n roll, dan mariyuana. Tie-dye diaplikasikan pada baju mereka agar terlihat lebih berwarna dan mendapatkan motif yang lebih trippy seperti efek psikotropika. Tak heran bila ikat celup juga dianggap sebagai sebuah bentuk psychedelic art.

Motif ini kemudian identik dengan kaum hippies dan menjadi bagian dari hippie style, sama halnya dengan rambut gondrong dan ikat kepala. Baju ikat celup semakin popular saat para musisi rock menggunakannya sebagai pakaian panggung, misalnya almarhum Jimmy Hendrix dan Janis Joplin.

Di Indonesia sendiri, baju yang kerap dijual dengan sebutan baju bali, baju reggae, baju pantai, baju laskar pelangi atau baju Nidji ini memang baru popular setelah Giring, vokalis band Nidji, memakainya dalam video klip Laskar Pelangi. Seluruh personel Nidji pun kemudian memakai kaos yang sama pada malam penghargaan MTV Indonesia Awards 2008. Sejak saat itu, baju ikat celup banyak dicari dan menghiasi gerai-gerai pakaian di tanah air.

PENGERTIAN BATIK
Pengertian batik sebagaimana yang tercantum dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah corak atau gambar (pada kain) yang pembuatannya secara khusus dengan menerakan malam kemudian pengelolaannya diproses dengan cara tertentu. Pada pembuatan batik terdapat kain sebagai bahan yang akan diberi motif (gambar), malam sebagai bahan untuk membuat motif sekaligus sebagai perintang maksudnya warna kedalam serat-serat kain, kemudian bahan warna untuk mewarnai kain. Namun kalau ditinjau prosedurnya teknik pembuatan kain batik tidak lain adalah teknik “celup rintang”. Maksudnya motif yang dibuat dari bahan-bahan yang dapat merintang warna masuk kedalam serat kain pada waktu dicelup kedalam bahan warna. Setelah bahan perintang warna tersebut dibuang maka akan terlihat motif yang akan dirancang. Pada kenyataannya motif yang terjadi adakalanya menyimpang secara unik dari motif yang dirancang. Inilah yang menjadikan batik menjadi suatu bentuk kerajinan yang khas, yang apad kerajinan lain tidak terdapat.

Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Pengertian Batik, secara terminologi, kata “batik” berasal dari gabungan dua kata Bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”.

Sebagai salah satu cara pembuatan pakaian, batik memiliki dua pemahaman, yaitu: Pemahaman Teknik, dan Pemahaman Motif. Dari segi teknis, pembuatan batik mengacu pada teknik pewarnaan kain dengan menggunakan canting atau cap dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak “malam” (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing.

Sedang pemahaman batik dari segi motif, bahwa kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, menggunakan motif tertentu yang memiliki ciri khas. Bahkan pada beberapa motif batik terdapat nilai filosofi tertentu.

Berangkat dari dua pemahaman pengertian batik tersebut batik terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu

PENGERTIAN BATIK IKAT CELUP
Berdasarkan apa yang dikemukakan diatas maka kain jumputan (istilah Sewan Susanto) dapat pula dikatakan sebagai batik celup ikat atau “string resist dyed”.

Batik celup ikat adalah batik yang dibuat tanpa menggunakan malam sebagai bahan perintang akan tetapi menggunakan tali yang diikatkan pada kain yang berfungsi merintangi warna masuk keserat kain. Tali dibuka setelah pencelupan selesai. Karena ikatan tali pada kain akan timbul motif tertentu. Bentuk motif yang terjadi terbatas pada kemungkinan bentuk ikatan tali tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar